Sejarah Perdagangan di Indonesia
Perdagangan merupakan
transaksi jual beli barang yang dilakukan antara penjual dan pembeli di suatu
tempat. Transaksi perdagangan dapat timbul jika terjadi pertemuan antara
penawaran dan permintaan terhadap barang yang dikehendaki. Perdagangan sering
dikaitkan dengan berlangsungnya transaksi yang terjadi sebagai akibat munculnya
problem kelangkaan barang. Perdagangan juga merupakan kegiatan spesifik, karena
di dalamnya melibatkan rangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang
(Heilbroner, 1968 dalam Nastiti, 2003).
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta
samudra Pasifik dan Hindia, sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran
niaga antar benua. Salah satu jalan sutra, yaitu jalur sutra laut, ialah dari
Tiongkok dan Indonesia, melalui selat Malaka ke India. Dari sini ada yang ke
teluk Persia, melalui Suriah ke laut Tengah, ada yang ke laut Merah melalui
Mesir dan sampai juga ke laut Tengah (Van Leur). Perdagangan laut antara India,
Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga
hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi).
Terdapatnya hubungan antarpulau dan hubungan dengan dunia luar ada
kecenderungan merupakan hubungan perdagangan. Pada khususnya perdagangan itu
terjadi karena pertukaran antara berbagai hasil daerah. Demikian pula
perdagangan dalam masa ini sudah barang tentu tidak dapat diartikan sebagai
perdagangan seperti kita kenal sekarang ini. Perdagangan pada waktu itu dapat
diartikan bagai pertukaran barang dengan barang yang disebut inatura.
Hubungan dagang antarpulau lambat laun berkembang menjadi perdagangan
yang lebih luas. Di atas telah dikemukakan, bahwa hubungan antara Indonesia
dengan India dan Cina telah berkembang sejak permulaan tarikh Masehi. Salah
seorang sarjana Belanda bernama J.C. Van Leur mengemukakan pendapatnya bahwa
perdagangan itu telah terjadi dengan dunia luar terlebih dahulu dengan negeri
India. Barulah kemudian menyusul dengan negeri Cina.
Anggapan tersebut di atas tidak disertai angka-angka tahun yang pasti,
kapan hubungan itu dimulai. Hal tersebut disebabkan karena sumber-sumber yang memberikan keterangan jelas tidak ada.
Bahan-bahan keterangan yang didapat hanya berupa buku-buku sastra. Beberapa
buku sastra India dan buku-buku lainnya mengungkapkan keterangan yang
samar-samar tentang negeri ini. Bahan-bahan tersebut berasal dari sekitar abad
ke-2 Masehi, yang antara lain sebagai berikut:
1. Lokasi Strategis
Menurut Monica Lucas, kunci yang pertama dan yang utama adalah menemukan
lokasi yang strategis dan sesuai dengan target market pasar bisnis kita. Hal
ini berlaku untuk bisnis kecil dan menengah juga, terutama ketika bisnis mulai
ekspansi ke luar negeri.
2. Mampu Beradaptasi
Kunci yang kedua adalah kemampuan bisnis dalam beradaptasi dengan kondisi
pasar yang ada. Pengusaha retail harus mau mendengarkan, dan mengerti akan
kebutuhkan pelanggan mereka agar dapat beradaptasi dengan baik. Dengan
karakteristik masyarakat di Indonesia yang beragam dengan berbagai suku dan
agama, ini merupakan sebuah tantangan yang berat dan harus dihadapi.
3. Mampu Memprediksi
Perusahaan harus mampu memprediksikan kondisi pasar dan jangkauan di masa
yang akan datang secara tepat. Ini sangat berkaitan dengan dalam memilih segmen
pasar yang dipilih.
4. Memilih Media Pemasaran
Tidak semua bisnis dapat sukses dengan satu bentuk pemasaran saja.
Perusahaan harus melakukan pemasaran dengan berbagai cara untuk menemukan media
pemasaran yang paling tepat. Ada beberapa perusahaan yang sukses dengan media
pemasaran konvensional namun ada banyak juga yang sukses dengan sistem
pemasaran secara online. Dan bisa juga bila melakukan kedua media pemasaran
tersebut (konvensional dan online) yang biasanya disebut dengan cross channel.
0 komentar:
Posting Komentar