Jumat, 29 November 2013

Tulisan 6

Sejarah Perdagangan di Indonesia

            Perdagangan merupakan transaksi jual beli barang yang dilakukan antara penjual dan pembeli di suatu tempat. Transaksi perdagangan dapat timbul jika terjadi pertemuan antara penawaran dan permintaan terhadap barang yang dikehendaki. Perdagangan sering dikaitkan dengan berlangsungnya transaksi yang terjadi sebagai akibat munculnya problem kelangkaan barang. Perdagangan juga merupakan kegiatan spesifik, karena di dalamnya melibatkan rangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang (Heilbroner, 1968 dalam Nastiti, 2003).
Indonesia terletak di posisi geografis antara benua Asia dan Eropa serta samudra Pasifik dan Hindia, sebuah posisi yang strategis dalam jalur pelayaran niaga antar benua. Salah satu jalan sutra, yaitu jalur sutra laut, ialah dari Tiongkok dan Indonesia, melalui selat Malaka ke India. Dari sini ada yang ke teluk Persia, melalui Suriah ke laut Tengah, ada yang ke laut Merah melalui Mesir dan sampai juga ke laut Tengah (Van Leur). Perdagangan laut antara India, Tiongkok, dan Indonesia dimulai pada abad pertama sesudah masehi, demikian juga hubungan Indonesia dengan daerah-daerah di Barat (kekaisaran Romawi).
Terdapatnya hubungan antarpulau dan hubungan dengan dunia luar ada kecenderungan merupakan hubungan perdagangan. Pada khususnya perdagangan itu terjadi karena pertukaran antara berbagai hasil daerah. Demikian pula perdagangan dalam masa ini sudah barang tentu tidak dapat diartikan sebagai perdagangan seperti kita kenal sekarang ini. Perdagangan pada waktu itu dapat diartikan bagai pertukaran barang dengan barang yang disebut inatura.
Hubungan dagang antarpulau lambat laun berkembang menjadi perdagangan yang lebih luas. Di atas telah dikemukakan, bahwa hubungan antara Indonesia dengan India dan Cina telah berkembang sejak permulaan tarikh Masehi. Salah seorang sarjana Belanda bernama J.C. Van Leur mengemukakan pendapatnya bahwa perdagangan itu telah terjadi dengan dunia luar terlebih dahulu dengan negeri India. Barulah kemudian menyusul dengan negeri Cina.
Anggapan tersebut di atas tidak disertai angka-angka tahun yang pasti, kapan hubungan itu dimulai. Hal tersebut disebabkan karena sumber-sumber  yang memberikan keterangan jelas tidak ada. Bahan-bahan keterangan yang didapat hanya berupa buku-buku sastra. Beberapa buku sastra India dan buku-buku lainnya mengungkapkan keterangan yang samar-samar tentang negeri ini. Bahan-bahan tersebut berasal dari sekitar abad ke-2 Masehi, yang antara lain sebagai berikut:
1. Lokasi Strategis

Menurut Monica Lucas, kunci yang pertama dan yang utama adalah menemukan lokasi yang strategis dan sesuai dengan target market pasar bisnis kita. Hal ini berlaku untuk bisnis kecil dan menengah juga, terutama ketika bisnis mulai ekspansi ke luar negeri.

2. Mampu Beradaptasi

Kunci yang kedua adalah kemampuan bisnis dalam beradaptasi dengan kondisi pasar yang ada. Pengusaha retail harus mau mendengarkan, dan mengerti akan kebutuhkan pelanggan mereka agar dapat beradaptasi dengan baik. Dengan karakteristik masyarakat di Indonesia yang beragam dengan berbagai suku dan agama, ini merupakan sebuah tantangan yang berat dan harus dihadapi.

3. Mampu Memprediksi

Perusahaan harus mampu memprediksikan kondisi pasar dan jangkauan di masa yang akan datang secara tepat. Ini sangat berkaitan dengan dalam memilih segmen pasar yang dipilih.

4. Memilih Media Pemasaran


Tidak semua bisnis dapat sukses dengan satu bentuk pemasaran saja. Perusahaan harus melakukan pemasaran dengan berbagai cara untuk menemukan media pemasaran yang paling tepat. Ada beberapa perusahaan yang sukses dengan media pemasaran konvensional namun ada banyak juga yang sukses dengan sistem pemasaran secara online. Dan bisa juga bila melakukan kedua media pemasaran tersebut (konvensional dan online) yang biasanya disebut dengan cross channel.

0 komentar:

Posting Komentar